Tahun baru hijriah dan tahun baru Masehi
Jika kita bandingkan antara tahun baru hijriah
dan tahun baru masehi, kita akan mendapat gambaran yang sangat berbeda dalam
berbagai hal. jika kita memasuki tahun baru hijriah biasanya kesan kita yang
timbul antara lain, saat tahun baru hijriah biasanya tidak banyak kemeriahan
yang kita temui. biasanya diisi dengan renungan - renungan dalam setahun dengan
cara pengajian - pengajian, tafakur, dan tindakan - tindakan yang mendekatkan
diri dengan tuhan. Tahun baru hijriah biasanya dipenuhi dengan renungan – renungan
yang bertujuan mengevaluasi diri dan mengkoreksi diri agar dapat melangkah ke
jejang yang lebih baik ditahun depan.
Sedangkan dalam tahun baru masehi kita akan
menemukan banyak kemeriahan kemeriahan dimana - mana. banyak orang keluar rumah
berjalan - jalan kepusat keramaian seperti alun- alun kota dan taman kota. Atau
melakukan kegiatan yang acaranya bermaksud menyambut tahun baru yang akan
datang yang merupakan simbol dari kehidupan yang baru yang membuat semangat
untuk memperbaiki sikap dan kehidupan yang leboh baik di masa mendatang.
Kedua tahun baru baik hijriah dan masehi
membawa suasana tersendiri yang intinya ingin membuat sesuatu yang lebih baik
di tahun yang akan datang.
Ada beberapa hal yang sering orang lupakan,
namun hal tersebutlah yang seharusnya menjadi renungan dan pijakan dalam
melangkah di tahun yang baru, beberapa hal tersebut antara lain :
- Bergantinya tahun menandakan bahwa bertambah pula umur manusia. Pada umumnya bertambahnya umur bertambah pula kedewasaan manusia walaupun kedewasaan tidak berbanding lurus terhadap umur yang bertambah. Kedewasaan manusia mendorong terhadap ketakwaan kepada manusia. Seharusnya manusia berfikir dalam tahun yang baru apakah seiring bertambahnya tahun diiringi dengan bertambahnya ketakwaan manusia kepada tuhan yang maha essa, sebagai inti dari hidup di dunia ini. Hal inilah yang sering dilupakan orang dalam memasuki tahun yang baru. Jika bertambahnya tahun diringi dengan bertambahnya ketakwaan seseorang maka orang tersebut merupakan orang yang telah memanfaatkan hidupnya dengan baik. Jika ketakwaan terhadap tuhan masih tetap atau cenderung berkurang seiring bertambahnya tahun maka diperlukan usaha keras untuk belajar dan mengoreksi diri agar ditahun yang akan datang dapat dicapai kehidupan yang lebih baik.
Memang ketakwaan manusia bersifat fluktiatif sesuai dengan kedewasaannya
dan ada beberapa hal yang mempengaruhinya, antara lain
a. Nafsu
Nafsu inilah yang berperan utama dalam
mempengaruhi ketakwaan. Keingginan manusia yang kuat sering membuat manusia
lupa akan Tuhan dan lebih mengejar apa yang ia inginkan tersebut. Sering
mengumbar Hawa nafsu juga mendorong manusia kepada kelalaian dan tidak jarang
bahwa nafsu inilah jika salah dalam menyalurkan akan menjerumuskan manusua kepada
dosa. Sehingga semakin jauh pula kepada Tuhan YME.
b. Kebodohan
Kebodohan juga sering menghambat kita dalam mendekatkan diri kepada tuhan,
kebodohan merupakan sumber ketidak tahuan yang mengakibatkan jauhnya kita
kepada tuhan dalam beribadah dan menyebabkan kendurnya ketakwaan.
c. Keduniawian
Terkadang hal – hal duniawi lebih menyita waktu sehingga melalaikan kita
dalam bertakwa kepada tuhan yang maha esa. Saat – saat waktu sudah memasuki
sholat yang seharusnya kita gunakan untuk meningkatkan ibadah dan bertakawa ke
pada tuhan yang maha esa, biasanya kita masih sibuk dalam urusan duniawi,
seperti sibuk bekerja, sibuk mengurusi urusan perniagaan, sibuk berkebun dll
yang kesemuanya itu lebih bersifat materil keduniawian dari pada sesuatu hal
yang dapat mendekatkan diri kita ke tuhan yang maha esas.
- Hijrah
Dalam tahun baru, sebaiknya yang dilakukan manusia dalam memperbaiki
hidupnya adalah hijrah. Hijrah berarti berpindah. Berpindah dalam hal ini
memiliki banyak makana. Nabi berhijrah dari Makkah ke madinah dalam rangka
penyebaran Islam, namun nabi juga berhijrah dari dakwah sembunyi – sembunyi
menjadi dakwah terang terangan. Nabi juga berhijrah dari bersifat lunak dan
mengalah menjadi bersifat tegas dan keras. Dan masih banyak lagi Hijrah yang
dilakukan nabi. Dan sejak hijrah nabi tercatat kemajuan di berbagai bidang.
Bagi manusia yang ingin merubah hidupnya seiring dengan bergantinya tahun
lebih baik mempersiapkan diri untuk berhijrah, karena jelas membutuhkan
perjuangan dan pengorbanan. Berhijrah disini jelas tidak seperti masa nabi,
namun dari situ kita dapat mengambil hikamah. Dalam tahun baru, Hijrah yang
dibutuhkan antara lain :
a. Hijrah akidah
Hijrah akidah adalah hijrah dalam hal ibadah. Yang semula kita tidak rajin
beribadah menjadi rajin beribadah. Yang semula kita tidak pernah bersedekah
menjadi berusaha untuk melatih diri untuk bersedekah. Dan berbagai perbuatan
yang membuat kita bergerak menuju hal yang lebih baik dalam hal Ibadah. Namun
yang lebih penting lagi dalam Hijrah akidah adalah memalingkan hati dan pikiran
hanya kepada Allah SWT.
Alloh berfirman,
“Maka
segeralah (berlari) kembali mentaati Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50)
Tidak
jarang kita masih sering memalingkan diri dariNya. Berdoa selain kepada Allah,
dan masih terlintas dalam pikiran dan perbuatan bahwa ini adalah perbuatan
leluhur dan yang lainnya. Dan masih ada orang yang meminta bantuan kepada benda
– benda mati ataupun leluhur yang jauh dari akidah islam. Hal itulah yang harus
kita tinggalkan “Hijrah” menuju kepada Allah SWT Semata.
Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin
lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang
yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Alloh.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
b. Hijrah mental.
Hijrah mental ini sangat dibutuhkan dalam membentuk manusia yang lebih
baik. Tanpa hijrah mental, hampir mustahil untuk mewujudkan kehidupan yang
beranjak lebih maju. Dari sifat pemalas menjadi rajin, dari sifat gampang putus
asa menjdi bersemangat. Dari minder menjadi percaya diri. Inilah modal utama
untuk berbuat lebih dalam setiap tindakan mansia.
c. Hijrah Ilmu
Hijrah ilmu maksudnya berpindah dari kebodohan menuju kesadaran, hal ini
dapat dicapai dengan jalan belajar dan membuka diri untuk menambah wawasan. Karena
pondasi peradaban adalah ilmu. Kehidupan dengan peradaban yang maju dan
kehidupan yang baik dan terjamin berasal dari pondasi ilmu pengetahuan yang
kuat. Oleh sebab itu kebodohan merupakan penghambat utama dalam hal mewujudkan
kehidupan yang lebih baik.
d. Hijrah Ekonomi
Hijrah ekonimi disini berarti berhijrah dari ekonomi yang buruk menuju
ekonomi yang lebih baik. Memang sesuatu yang berat jika harus melibatkan
masalah ekonomi. Namun mau tidak mau, kehidupan yang lebih baik akan lebih
mudah diwujudkan jika menggunakan sarana ekonomi, jelas ekonomi yang lebih baik
diperlukan. Penuis hanya bisa memberi masukan bekerja lebih semangat, rajin,
disiplin, dan sabar. Dan yakin rejeki akan diberikan oleh Allah SWT lebih mudah
lagi dari berbagai jalan. Namun catatan, janganlah mengejar dunia terlalu
dalam, jadikanlah dunia dalam hal ekonomi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Karena sangat susah sekali untuk membedakan kebutuhan hidup dengan keinginan
yang berlandaskan nafsu.
0 komentar:
Posting Komentar