Indonesia

Indonesia is the beautiful country in the universe

Jumat, 16 Desember 2011

Geofisika_PERGERAKAN TANAH


Andrias Wisiantoro untuk kemajuan bangsa


TUGAS MATA KULIAH
FISIKA BUMI DAN ILMU FALAK

“PERGERAKAN TANAH”

Dosen Pengampu :
Drs. Abdul Basid,M.Si.



Disusun Oleh:
Dafiqiy Ya’lu Ulin Nuha
(07640020)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2010
PERGERAKAN TANAH
Karang sepanjang Danau Michigan runtuh setelah badai topan dahsyat mengikis dasar karang,  jalan raya di pantai selatan San Fransisco tertutup oleh luncuran lumpur, hujan lebat musim dingin telah diikuti oleh aliran lumpur yang bergerak menuruni canyon ke Los Angeles Basin, dan secara bertahap lembar dari lereng granit meluncur dari gunung ke jalan raya di New Hampshire. Kejadian tersebut merupakan proses geologi paling spektakuler. Geologi menggunakan istilah pergerakan tanah untuk proses dimana material batuan atau sedimen bergerak menuruni lereng oleh gaya gravitasi.
Pergerakan massa merupakan salah satu jenis atau yang lain dari pergerakan aktif pada semua permukaan lingkungan dan pada beberapa bagian samudera. Mereka sangat penting dalam pergerakan batuan dan regolith secara menurun dan dalam sistem pengangkutan seperti karang pantai, aliran, dan gletser yang mana partikel sedimennya dapat berpindah dalam jarak yang besar. Walaupun pada proses pergerakan tanah batuan dan regolith bergerak, tetapi material bergerak hanya pada jarak yang pendek. Material yang dibawa bukan merupakan partikel tunggal seperti pada udara dan air tetapi sebagai massa partikel.
Pada beberapa proses pergerakan tanah, material bergerak menurun pada bidang yang miring dengan cepat dengan suara menderu yang  berasal dari material batuan yang terlepas dari lereng telah ditunjukkan dalam menit atau kurang oleh butir partikel yang menuruni daratan pada dasar lereng. Tipe lain dari proses pergerakan tanah adalah lebih lambat, dengan perubahan regolith ke dalam pembengkakan material yang mengalir menurun seperti debris bulat pipih selama periode hari, minggu atau bulan. Namun tipe lain dari pergerakan tanah adalah juga pelan yang merupakan satu-satunya cara untuk menceritakan bahwa pergerakan yang menurun adalah terjadi oleh/dengan tanpa keaslian corak vertikal seperti pohon, kegunaan tiang, dan pagar.
Mengapa material pada beberapa lereng bergerak menurun dengan cepat, sedangkan mereka yang lain bergerak sangat pelan sehungga pergerakan itu dapat didokumentasikan hanya di atas suatu periode waktu? Pertanyaan ini dapat didekati dengan membandingkan faktor-faktor yang cenderung membentuk gerakan menurun, daya dorong, yang bertindak melawan gerakan menurun yaitu resisting forces.

FAKTOR-FAKTOR PERGERAKAN MASSA
Beberapa faktor, terutama gaya berat adalah daya penggerak aktif. Sedangkan daya penggerak pasif adalah dengan memperlemah material pada daya penggerak aktif sehingga dapat bergerak menurun dengan mudah. Pada beberapa bentuk, faktor seperti kandungan air bisa merupakan  daya penggerak dibawah satu kondisi dan suatu kekuatan yang berlawanan pada kondisi yang berbeda. Kita akan memulai membahas gaya berat karena merupakan daya penggerak utama pada semua pergerakan material.
        1.      Gaya Berat dan Efeknya dalam Material pada Lereng
Batuan atau regolith pada lereng (bidang miring) mempunyai energi potensial untuk bergerak secara menurun. Energi potensial ini diperoleh dari gaya berat pada material. Tindakan gaya berat dapat dilihat dengan mudah dengan mempertimbangkan kekuatan partikel batuan tunggal pada kecenderungan kemiringan yang berbeda. Gaya berat G, mengarah ke tengah bumi. Gaya gravitasi ini dapat dipertimbangkan sebagai dua komponen, satu bertindak dengan arah pararel terhadap kemiringan Gt dan satu tegak lurus terhadap kemiringan Gp. pada kemiringan Gp lebih besar daripada Gt partikel tidak bergerak. Sebuah kemiringan yang mempunyai potensi pergerakan massa di sebut kemiringan tidak stabil. Pada banyak inklinasi yang lebih besar, Gt lebih besar dari Gp, dan disana terdapat kecenderungan partikel untuk bergerak menurun. Kekuatan gaya gesek diatas lereng dan lapisan pelindung menggerakkan partikel sampai komponen gravitasi sepanjang lereng lebih besar dari pada gaya gesek lapisan pelindung untuk bergerak menurun. Pergerakan yang nyata dari material lereng adalah ditunjuk sebagai kerusakan lereng. Lereng yang lebih curam, mempunyai kencenderungan lebih besar untuk partikel bergerak menurun. Seperti partikel yang mulai bergerak menurun, energi potensial gravitasi diubah kedalam energi kinetik.
Gambar Efek Gaya Gravitasi

         2.      Orientasi Penempatan Batuan dan Sedimen
Orientasi dari penempatan batuan dan regolith juga merupakan faktor yang penting dalam kestabilan bidang miring atau lereng. Kita telah menyebut sebelumnya lereng yang lebih curam cenderung tidak stabil. Sesungguhnya, lereng yang sangat curam dapat stabil asalkan lapisan batuan dan sedimen harus menjauh dari lereng yang miring. Lapisan batuan kearah lereng dapat menurunkan kestabilan kemiringan. Kadang-kadang lapisan batuan  menjauhi lereng yang miring tetapi terjadi keretakan dalam batuan yang mengarah ke lembah pada kemiringan yang membuat tidak stabil. Oleh karena itu, studi geologi secara detail perlu dilakukan sebelum melakukan penggalian untuk membuat jalan raya, rel kereta api, atau bangunan dalam rangka menetukan potensi kerusakan lereng.
          Gambar ketergantungan stabilitas lereng terhadap orientasi batuan dan regolith

     3.      Kandungan Air
Air sangat penting dalam banyak pergerakan massa yang mempunyai peran sangat kompleks. Air dapat secara langsung sebagai daya penggerak dengan meningkatkan beban sedimen dan batuan, atau dapat sebagai penggerak pasif untuk mengurangi kekuatan batuan dan sedimen dengan mengurangi friksi dan daya ikat antar partikel. Pada sisi lain, jumlah air yang sedikit/kecil pada sedimen memungkinkan itu untuk melindungi pergerakan material.

4.      Proses Loading
Air bertindak sebagai daya penggerak dengan meningkatkan beban kemiringan material. Material yang stabil pada pasir kering yang mengarah pada lereng mempunyai sekitar 35 % dari komposisi volume pori-pori kering. Pori-pori ini dapat diisi sepenuhnya dengan air setelah perpanjangan periode hujan. Penambahan air yang mengisi pori-pori dapat menaikkan berat sedimen dengan mantab dan hal itu juga menaikkan daya penggerak sedimen untuk bergerak secara menurun. Pengisian pori-pori dan bukaan yang lain pada batuan dan sedimen dengan air adalah salah satu pertimbangan utama mengapa banyak pergerakan massa terjadi selama dan tidak lama setelah curah hujan yang intens.

      5.      Pelemahan Kekuatan Batuan
Air yang membeku dalam celah batuan dan pori-pori dapat mengendurkan material batuan dengan wedging beku, yang memisahkan batuan dan memungkinkan berpindah secara menurun dengan mudah. Air yang berputar melalui pori-pori atau batuan dapat memecahkan material, mengurangi kohesi dan friksi dan memungkinkan butir itu bergerak dengan mudah.

    6.      Pengembangan Tanah Liat
Material tanah liat tertentu disebut bentonite mempunyai kemampuan untuk menyerap jumlah air yang besar. Bentonite terdiri dari butir halus mineral tanah liat (terutama grup montmorillonite) dan dibentuk dengan perubahan kimia dari batuan beku gunungapi seperti kaca.
Pegembangan tanah liat dapat menggunakan tekanan pada material di atas jika mereka menyerap air pada ruangan terkurung. Contohnya, di Austin Texas tanah liat bentonite dari Eagle Ford Formation membengkak atau mengembang ketika basah, strukturnya pecah dan terjadi perlemahan dasar.  Selama periode kering, lapisan bentonite mengering keluar dan berkontraksi. Hal ini membentuk letusan vertikal yang besar pada permukaan yang mendasari penambahan masalah lingkungan.
Jika bentonite dipenuhi air pada lereng, potensi kerusakan lereng akan naik. Tanah liat yang dipenuhi air pada lereng dapat mengurangi kekuatan dan subjek lebih mudah untuk menggerakkan material. Dalam penambahannya mereka membentuk permukaan yang dilumasi “slimy” yang mengurangi friksi, mempermudah gerakan menurun  dari banyak lapisan batuan dan sedimen diatasnya. Pengembangan tanah liat juga merupakan masalah lereng pada daerah dingin. Sedimen kaya bentonite pada lereng  di musim beku dan cair mulai mengalir ketika permukaan sedimen mencair dan permukaan air menyerap sepanjang musim hangat.

     7.      Pencairan Tanah Liat
Beberapa tanah liat dapat berubah dengan cepat dari padat ke cair di bawah kondisi tertentu. Tanah liat yang dapat mencair dengan cepat disebut quickclay. Salah satu tipe quickclay telah dibentuk dari mineral tanah liat yang berkumpul dengan air laut. Ion dalam pori-pori air laut bergabung bersama dengan mineral tanah liat sebagai kumpulan membentuk struktur “house-of-card”. Ketika semua tanah liat diarahkan pada erosi, mereka mengalir dibawah permukaan melalui arus air tawar pada pori-pori mereka. Jika kemiringan adalah subjek pada banyak getaran, struktur tanah liat akan runtuh dan tanah liat berubah dengan cepat ke dalam fluida perekat, yang bergerak menurun. Quickclay tipe ini merupakan masalah lingkungan yang serius di lembah Sungai St. Lawrence.

    8.      Gaya Kohesi
Mungkin kita berfikir bahwa air dalam pori-pori antara batuan dan partikel sedimen bertindak sebagai pelumas yang memudahkan pergerakan massa. Sesungguhnya, asalkan pori-pori tidak diisi sepenuhnya, film air membuat partikel menjadi kohesiv/terikat. Kohesi atau daya ikat adalah kemampuan untuk menarik dan menjaga satu sama lain. Film tipis pada garis pori-pori air berkembang menjadi tegangan permukaan. Tegangan permukaan adalah kekuatan yang bekerja secara pararel pada permukaan air dan memakai permukaan air itu. Karena film air juga menarik permukaan partikel, efek tegangan permukaan dipakai bersamaan oleh partikel. Hal ini membuat partikel terikat sehingga mereka stabil bahkan pada lereng yang curam. Tegangan permukaan memungkinkan untuk membuat kastil dengan pasir basah di pantai.
Gambar Tegangan Permukaan pada Film Tipis

     9.      Pengepakan Partikel
Susunan partikel pasir kecil dalam sedimen disebut padatan. Terdapat dua padatan yang keras. Padatan kubik adalah padatan paling kendur/longgar dan mempunyai pori-pori yang besar. Padatan rhombohedral adalah padatan paling rapat dan mempunyai jarak pori-pori paling sedikit/kecil. Material yang telah jatuh atau berantakan mempunyai susunan seperti padatan kubik. Partikel sedimen yang telah bergetar ke dalam tempat atau telah terkumpul oleh kekuatan gaya pararel pada permukaan tempat berkumpulnya partikel sedimen, seperti air atau aliran angin, mempunyai susunan seperti padatan rhombohedral.
Perubahan dari padatan longgar ke padatan yang rapat menghasilkan kenaikan volume dan penurunan permukaan. Partikel permukaan akan jatuh seperti mengasumsikan butir sebuah padatan rapat. Permukaan sedimen padatan longgar di alam juga akan jatuh jika sedimen diguncangkan oleh gerakan bawah tanah seperti aktivitas jalan raya, aktivitas konstruksi atau gempa bumi.
        10.  Sudut Lereng

Suatu gundukan tanah yang lebih tinggi dan baru dibentuk, tetapi sisinya mempunyai kemiringan dengan sudut yang sama sebagai gundukan tanah yang asli. Sudut maksimum yang berisi material dengan butir kecil memberikan ukuran yang stabil dikenal dengan Sudut Lereng. Sudut lereng ditentukan oleh ukuran partikel, penyortiran, kebulatan, dan embun di dalam sedimen. Untuk semua sedimen, sudut lereng adalah antara 25º dan 40º. Bagaimanapun, penyimpanan lereng dengan sudut lebih besar dari 40º dapat terjadi pembesaran partikel yang disimpan. Sedimen yang kurang baik mempunyai sudut besar karena partikel yang lebih kecil cocok diantara yang lebih besar, yang mengizinkan semua partikel untuk stabil pada sudut yang lebih besar. Secara parsial penyerapan sedimen mempunyai sudut besar karena tekanan permukaan dari film air dalam pori-pori.
Kerusakan lereng dapat terjadi ketika aktivitas konstruksi pada sudut kemiringan yang curam. Sebagai contoh, jalan raya yang dibuat pada pasir lembab dapat berdiri pada sudut yang tinggi. Bagaimanapun, jika terdapat periode kering yang panjang dan sedimen mengering, lereng dapat rusak karena partikel sedimen kering mengasumsikan sebuah penurunan dan sudut baru.
Gambar Pemotongan oleh erosi sungai. (A) pemototongan bagian dasar lereng akan meningkatnya sudut lereng. (B) menyebabkan kehilangan kestabilan lereng. Penggalian untuk jalan dan bangunan di perbukitan adalah penyebab utama kerusakan lereng (slope failure). Peningkatan lereng yang semakin terjal atau pemotongan bagian sisinya akan meningkatkan tegasan pada batuan atau tanah (soil) sehingga keseimbangan menjadi terganggu dan terjadilah longsor.

        TIPE-TIPE PERGERAKAN MASSA
Proses mass wasting melibatkan faktor-faktor seperti tipe material, tipe pergerakan, ada dan tidaknya air, dan kecepatan pergerakan, membuat klasifikasi pergerakan material menjadi sangat komplek. Keseluruhan klasifikasi terbaik dari proses mass wasting diberikan oleh sebuah artikel D.J. Varnes. Klasifikasi yang kita gunakan telah disederhanakan oleh Vernes, walaupun itu di dasarkan pada kriteria yang sama ( tipe material, karakteristik pergerakan, dan kecepatan gerakan). Pergerakan material terjadi dengan variasi kecepatan yang berbeda. Beberapa kejadian terjadi secara pelan-pelan tiap tahunnya sebelum pergerakan yang nyata. Kejadian yang lain terjadi sangat cepat sebelum resiko bencana lapisan tanah yang serius. Istilah yang akan kita gunakan untuk mendiskripsikan kecepatan pergerakan material diberikan oleh tabel di bawah ini:
Mass Wasting
Kecepatan
Sangat pelan sekali
Zero
Sangat pelan
0,06 m/tahun
Pelan
1,5 m/tahun
Sedang
1,5 m/bulan
Cepat
1,5 m/hari
Sangat Cepat
0,3 m/menit
Sangat Cepat sekali
3.0 m/detik

Ada tiga tipe utama proses pergerakan tanah dapat dibedakan yang didasarkan pada tipe pergerakan yang terlibat. Falls (jatuhan) melibatkan sedimen dan batuan yang bergerak melalui udara dan menghimpunnya di dasar kemiringan. Slides (luncuran) adalah gerakan batuan atau sedimen sepanjang permukaan planar. Flows (aliran) adalah pergerakan plastic atau semi cair dari batuan dan sedimen di dalam udara atau air. Bagian lebih lanjut dari tiga tipe utama pergerakan tanah didasarkan pada tipe material yang terlibat dan kecepatan pergerakan akan diilustrasikan oleh tabel di bawah ini :


Tipe Pergerakan Tanah
Karakter gerakan
Subdivision
Kecepatan dan tipe material
Jatuhan
Partikel jatuh dan berkumpul di dasar
Rockfall (gerakan jatuh bebas masa batuan)
Kecepatan ekstrim
Berkembang dalam batuan
Soilfall
Kecepatan ekstrim
Berkembang dalam sedimen
Longsoran
Material batuan dan sedimen longsor menurun sepanjang permukaan planar.
Rockslide (luncuran massa batuan)
Longsoran sangat cepat dari massa batuan sepanjang permukaan datar.
Slump (nendatan)
Longsoran sangat lambat dari sedimen atau batuan sepanjang permukaan lengkung
Flows
Aliran material dipindahkan seperti plastik atau cairan perekat
Creep (rayapan)
Pergerakan sangat sangat pelan dari regolith dan batuan
Solifluction
Pergerakan sangat pelan dari penyerapan air regilith seperti aliran lobate.
Mudflow (aliran lumpur)
Pergerakan sangat pelan dari sedimen fine-grained dan batuan  dengan lebih 30 % air.
Debris Flow
Aliran sangat cepat dari debris kasar ; umumnya dimulai seperti slump pada area miring atau lereng.
Debris Avalanche (aliran campuran massa tanah dan batuan)
Aliran sangat sangat cepat; jatuhan dan longsoran batuan debris.

a.      Jatuhan
Partikel batuan yang jatuh, melalui udara atau dari badan karang disebut jatuhan. Fragmen batuan yang diperoleh dari dasar karang dengan lereng yang sangat curam disebut talus. Jatuhan batu bisa merupakan suatu sistem kering yang disebabkan oleh akar pohon atau itu merupakan hasil dari mengendurnya partikel sehingga mereka jatuh dari badan karang. Jatuhan batu merupakan proses yang sangat cepat sehingga dapat menimbulkan bahaya geologi yang serius yang mempengaruhi struktur dasar batuan karang dan jalan raya yang memotong.
           


Gambar Proses Jatuhan

b.      Luncuran
Gerakan batuan dan sedimen sepanjang permukaan planar disebut luncuran.  Gerakan luncuran  lebih lanjut dibedakan berdasarkan karakter permukaan planar sepanjang kegagalan kemiringan yang terjadi.
·         Longsoran Batu
Gerakan menurun dari material batuan sepanjang permukaan planar disebut longsoran batu. Umumnya permukaan planar terdapat di sepanjang stratifikasi sedimen batuan, tetapi longsoran batu sudah mengembang dalam lembaran pengelupasan kulit batuan granit atau sepanjang retakan potongan yang berseberangan dengan lapisan batuan. Banyak lokasi dimana seperti permukaan batuan planar yang ditundukkan ke arah ruang terbuka (suatu jalan atau rel kereta api yang memotong suatu lembah) yang mempunyai potensi pengembangan longsoran batu.
Gambar Longsoran Batuan
·         Slump (nendatan)
Kerusakan material sepanjang permukaan lengkung disebut slump. Nendatan yang paling umum adalah sedimen kompak seperti material tanah liat, tetapi itu juga terjadi pada lapisan batuan. nendatan biasanya terjadi karena dasar lereng telah dikikis dan pergerakan material di atasnya. Erosi ini mungkin dalam kaitannya dengan aktivitas alam seperti erosi arus lereng yang bersebelahan atau serangan ombak pada karang pantai. Nendatan  juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pemotongan lereng untuk memperluas perumahan atau arena parkir.  Nendatan  telah menjadi masalah yang serius di pantai selatan California.

      b.      Flows  (aliran)
Pergerakan massa dimana massa mempunyai suatu material plastik atau semi cair yang mempunyai kesamaan seperti cairan perekat disebut flows. Dalam banyak bentuk, pergerakan massa dimulai sebagai jatuhan, luncuran, atau kemerosotan yang diubah ke dalam aliran menurun yang lebih jauh. Flows memiliki cakupan karakteristik yang luas, yaitu pergerakan massa yang paling kering dan paling basah dan juga kecepatan paling lambat dan paling cepat. Kita akan membahasnya dengan mempertimbangkan urutan kenaikan kecepatan pergerakan.
        

·         Creep (rayapan)
Pergerakan menurun yang sangat lambat dari regolith, tanah dan batuan di bawah pengarauh gaya berat disebut rayapan. Sungguhpun rayapan merupakan proses yang sangat lambat, hal itu menimbulkan efek jangka panjang yang dapat dilihat dari permukaan yang menurun pada jarak pagar, monument, tiang listrik, dan pohon.
Proses rayapan membantu perluasan dan kontraksi tanah oleh pemanasan, pendinginan, dan pencairan, atau pembasahan dan pengeringan. Sebagai contoh, siklus yang berulang dari pendinginan dan pencairan dapat memindah partikel sacara menurun pada tipe pergerakan yang disebut frost creep. Setiap hari, air dari pencairan lahan yang membeku membentuk film tipis dibawah partikel batuan. Film air tipis ini membeku pada malam hari, proses ini mengembangkan dan mendorong partikel keluar dari kemiringan. Ketika es mencair di kemudian hari, partikel mengatasi kemiringan dengan gaya gravitasi pararel. Masing-masing siklus ini memindahkan partikel untuk menurun lebih jauh.


·         Solifluction
Gerakan menurun dari regolith yang jenuh air disebut solifluction. Solifluction dapat terjadi pada iklim manapun dimana regolith pada lereng menjadi terjenuhi oleh air. Bagaimanapun, itu yang paling umum terjadi pada iklim dingin yang membekukan bagian atas regolith dan cair pada waktu tertentu. Banyaknya area dingin dibawah garis tanah yang  dibekukan disebut permafrost. Sepanjang bagian yang lebih hangat tiap tahun, bagian paling atas dari permafrost mencair dan melepaskan air beku di dalam sedimen. Massa lahan yang basah kemudian dapat mengalir menurun di atas gemuruh permafrost. Solifluction menciptakan topografi yang ditandai dengan membengkoknya aliran di permukaan.
Gambar Proses Solifluction

·         Aliran Lumpur
Aliran yang terdapat air diatas 30 % dan terdiri dari material butiran halus dengan komposisi besar disebut aliran lumpur. Aliran lumpur pada umumnya terdapat pada lereng area semiarid dimana jarang terjadi. Perkembangan kota pada area yang margin seperti di gunung yang curam merupakan subjek yang potensial untuk terjadi bencana serius seperti aliran lumpur. Problem ini menjadi serius ketika hujan lebat diikuti periode kering atau kebakaran hutan yang menghabiskan vegetasi di daerah yang miring.
·         Debris Flows
Pergerakan material dimana bekas batuan dan regolith mengalir menurun dengan sangat cepat disebut debris flows. Banyak debris flows mulai merosot atau meluncur, yang berubah ke dalam aliran menurun sebagai pemisahan material dan campuran dengan udara dan air.
Gempa bumi Alaska pada Maret 1964 menimbulkan aliran debris raksasa dari gunung Sherman Glacier. Aliran debris mengalir 5 km dari sumber dan mengendap sebagai lapisan debris dengan tebal 1,5 m dan disapu ke seberang gletser tanpa mengganggu salju baru di permukaan gletser. Salju yang mencakup Sherman Glacier telah menunjukkan bahwa  hanya sedikit penyortiran dengan jarak dan penurunan lereng yang dipindahkan dengan sedikit tingkat derajat. Hal ini menimbulkan pertanyaan menarik : Bagaimana cara massa debris untuk tidak disortir sejauh ini selama perjalanannya di atas lereng ? Itu dipercaya ada sedikit aliran debris yang mampu berjalan pada jarak yang besar diatas lereng yang curam.
·         Debris Avalanche (aliran campuran massa tanah dan batuan)
Istilah utama longsoran digunakan untuk aliran yang sangat cepat, luncuran, dan proses jatuhan mass wasting. Raungan menandakan terdapat kerusakan lereng diatas yang dapat diikuti hanya sedikit detik atau  menit dengan longsoran material secara menurun dan menyebar ke seluruh area.
Pergerakan yang sangat cepat dari regolith dan batuan ditunjuk sebagai debris avalanche. Banyak debris avalanche ditandai dengan memperpanjang badan dari debris yang menurun.

PENGENDAPAN SEDIMEN OLEH PERGERAKAN TANAH
Istilah bersama untuk pengendapan sedimen oleh pergerakan tanah disebut colluviums. Jarak pengangkutan yang pendek dari colluviums menghasilkan pembulatan minimal dari komposisi partikel dan mineralogi yang sangat mirip dengan sumber material. Tebal dan alam yang merekat dari semua proses pergerakan tanah menghasilkan sedikit penyortiran dari partikel sedimen dan ketidakhadiran stratifikasi dalam banyak bentuk.
RINGKASAN
Pergerakan material batuan dan tanah secara menurun dipengaruhi oleh gravitasi. Pergerakan material umumnya terjadi dimana lapisan batuan atau sedimen terletak pada area yang menurun. Kerusakan material lereng terjadi ketika daya pendorong sepanjang lereng melebihi daya yang berlawanan.
Air memainkan peranan yang kompleks dalam pergerakan material, keduanya mendorong dan melawan pergerakan material. Penambahan air pada material lereng menaikkan berat mereka, menambah daya pendorong. Air juga menyebabkan penurunan kekuatan batuan yang disebabkan oleh wedging beku, penyerapan pembengkakan tanah liat, penghancuran semen batuan yang dapat larut seperti Kalsium Karbonat, dan pendorong kerusakan quickclay. Bagaimanapun, penyerapan sedimen secara parsial melawan pergerakan material karena efek daya ikat dari tekanan permukaan.
Tipe paling terbuka atau longgar dari padatan sedimen adalah padatan kubik. Jika sedimen dengan padatan kubik diperlakukan untuk bergetar, butiran mereka disusun dalam rhobohedral yang lebih kasar. Perubahan padatan menemani runtuhnya volume dari jarak pori-pori dan subsidence permukaan.  Hal ini menciptakan masalah jika banyak struktur telah terbangun pada permukaan. Sudut lereng menentukan sudut maksimum pada partikel yang  memberikan ukuran lebih stabil. Sudut lereng menaikkan ukuran butir, kelokan, dan isi embun. Sedimen lembab dapat mendukung lereng lebih curam dari pada sudut lereng mereka. Ketika sedimen mengering maka lereng akan jatuh, membentuk lereng baru yang semakin dekat dengan sudut lereng.
Ada tipe yang luas dari pergerakan massa. Mereka dapat didefinisikan dalam tiga kelompok utama: jatuhan, luncuran, dan aliran. Jatuhan batu (dan jatuhan tanah) melibatkan jatuhan melalui udara dari partikel karang dan mereka berkumpul di dasar lereng. Luncuran batu melibatkan pergerakan batu sepanjang permukaan planar. Slumping adalah pergerakan batuan sepanjang lengkungan. Pergerakan material yang mana material bergerak seperti yang manapun kering atau aliran basah meliputi rayapan, solifluction, aliran lumpur, aliran debris, dan debris avalanche. Rayapan merupakan proses yang sangat pelan oleh sejumlah besar batuan dan tanah yang bergerak menurun. Solifluction adalah gerakan menurun dari sedimen water-saturated. Aliran lumpur adalah aliran liquid yang melibatkan bagian besar material. Aliran debris secara relative pergerakan kering yang melibatkan partikel kasar. Debris avalanche adalah tipe paling cepat dari pergerakan massa. Mereka melibatkan luncuran kompleks, tumbling, dan aliran batuan debris.
Pergerakan material menyajikan pergerakan melalui material menurun dalam sisitem transportasi seperti sungai, gletser, dan arus pantai. Colluviums telah berkumpul sebagai lebih dari pergerakan material yang cenderung kurang baik dalam penyortiran, dengan tepi sudut, perkembangan yang lemah dari stratifikasi, dan komposisi mineralogy yang sedikit berbeda dari sumber material. Bencana alam dari banyak pergerakan material membuat penting dari potensi masalah mass wasting untuk dievaluasi dalam detail yang utama dalam mengembangkan suatu area.
Pergerakan Tanah di Bulan dan Mars
Misi orbital disekeliling bulan dan mars telah menunjukkan bahwa pergerakan tanah tidak terbatas di Bumi. Missi Apollo lunar mendokumentasikan fakta bahwa dampak meteor memicu longsoran batuan dan regolith pada lereng lunar. Cakupan proses pergerakan tanah di bulan terbatas seperti aliran kering karena ketidakhadiran air di sana. Dalam kontrasnya, permukaan Mars yang luas mempunyai cakupan yang lebih kuat dari proses pergerakan tanah, banyak dari waktu kembali ke zaman ketika permukaan Martian berisi lebih bebaskan air dari pada masa sekarang.
Kendaraan luar angkasa Viking yang dikirim ke Mars memancarkan bukti fotografi yang bersih dari nendatan di permukaan Martian. Jika nendatan di Bumi adalah pada skala kurang dari satu kilometer, nendatan Martian adalah lebih besar dari standar Bumi. Tanah longsor meninggalkan parutan dengan luas sekitar 25 kilometer dan dengan kedalaman 6 kilometer dan membentuk cekungan keatas seperti nendatan di Bumi. Ada sedikit perbedaan 700 m antara permukaan Pleateu dan parutan nendatan. Luncuran terdiri atas suatu jumble blok nendatan dekat dengan kepala. Setiap blok nendatan menunjukkan perputaran mundur, seperti nendatan di Bumi. Blok nendatan bergerak menurun ke dalam celemek aliran yang meluas ke luar menyeberangi area dasar lereng. Sedikitnya ada dua episode nendatan dan aliran yang didindikasikan oleh superposisi dari endapan aliran selanjutnya.
Kecepatan tanah longsor telah dihitung antara 27 dan 37 m/s (100 ke 140 kh/jam), yang mana dalam cakupan kecepatan bencana besar tanah longsor di Bumi. Suatu jumlah yang mungkin menyebabkan longsoran yang telah diusulkan termasuk “Mars-quakes”, kesalahan, pengurangan friksi dan daya ikat oleh peleburan es dan perpindahan dorongan oleh aliran lapisan yang lebih rendah.
Kerusakan Dam Vaiont
Salah satu bencana terbesar  baru-baru ini terjadi pada 1963 luncuran batu yang berhubungan dengan bangunan dam raksasa menyeberangi Lembah Sungai Vaiont di selatan Italy. Kejadian ini pantas didiskusikan secara mendetail karena hal itu menggambarkan banyak prinsip mass wasting yang telah didiskusikan di atas. Hal itu menunjukkan urutan perkembangan dan mengenai lapisan tanah dan aspek kemanusiaan dari sebuah pergerakan massa yang besar dalam area yang didiami. Diskusi mereka diperoleh dari sebagian sintesis yang terperinci dari Inggris dan laporan asing dari bencana ini yang diberikan oleh Frank Fletcher (1970).
Sungai Vaiont mengalir dasar yang dalam, lembah sungai es yang terkikis yang membuka ke luar menuju ke barat dalam Piave River Valley yang berlawanan dengan kota Longarone. Dinding lembah adalah di bawah garis rangkaian formasi batu gamping, berkisar dari lapisan tebal sampai sangat tipis dan interbedded dengan shaly batu gamping. Timbal balik dari lapisan batuan dan  lembah adalah lereng ke arah pusat lembah. Sebuah tanah longsor besar meninggalkan parutan besar di sisi utara Vaiont Valley yang mengindikasikan bahwa pergerakan massa besar yang telah terjadi pada dinding lembah di masa lalu.
Konstruksi dimulai pada 1956 dengan ketinggian beton 261 m dengan bentuk bangunan dam lengkung  menyeberangi Vaiont River Valley. Dam tersebut telah menciptakan danau besar dimana airnya akan digunakan untuk pembangkit hydroelectric power. Pada musim panas tahun 1957,  telah tercatat bahwa beton dituangkan ke dalam pondasi dam yang menghilang dalam  batuan. Penyelidikan yang berhubungan dengan lapisan tanah dan geofisika menghasilkan laporan yang berlawanan terhadap kestabilan lereng lembah, tetapi pekerjaan dam tetap dilanjutkan. Instrumen telah menetapkan pengukuran dari banyak pergerakan di dalam fondasi dam dan pada lereng lembah yang bersebelahan. Tahun 1959 dam sudah mendekati penyelesaian dan reservoir telah dizinkan untuk mengisi beberapa langkah. Peningkatan tingkatan reservoir telah mempunyai efek tak terduga dalam kestabilan lereng lembah yang bersebelahan.
Setelah tingkatan reservoir meningkat 640 m pada Oktober 1960, perubahan besar kestabilan lereng telah tercatat. Pada 4 November 1960 material batuan dan tanah dengan volume kira-kira 700.000 m3 meluncur ke selatan lereng ke dalam reservoir, membangkitkan gelombang 2 m yang menyapu permukaan danau. Pembelajaran model rancang bangun dan meningkatkan percobaan dan penurunan tingkatan reservoir bisa diisi dengan aman mendekati tingkatan yang direncanakan . Pengisian reservoir yang dilanjutkan dari level 647 m pada Maret 1963 dan mencapai level 710 m pada September 1963. Pengukuran telah menunjukkan bahwa permukaan regolith bergerak sekitar 3 sampai 6,5 m per hari, rata-rata kecepatan yang wajar. Rayapan terjadi rata-rata akan naik 12 mm per hari pada 3 Oktober. Pada 7 Oktober retakan baru muncul di lereng selatan, dan jalan ditutup. Material lereng juga menjadi jenuh air karena curah hujan untuk Agustus September yang tadinya 3 kali lebih besar dari pada rekaman pada periode  2 bulan yang sama dalam 20 tahun terakhir.
Insinyur sadar bahwa pergerakan material tidak bisa diacuhkan, tetapi mereka merasa percaya diri bahwa material akan turun secara pelan pada potongan dan blok karena perilaku normal tanah longsor di suatu daerah. Lagipula, model skala eksperimen mengindikasikan bahwa tidak ada bahaya dari gelombang yang terbentuk dengan memindahkan air oleh tanah longsor.
Sejumlah efek alam dan tiruan dikombinasikan untuk menciptakan pergerakan massa dengan proporsi yang sangat besar. Selama periode Pleistocene, gletser telah terkikis membentuk lembah lebar bentuk U. Erosi sungai oleh Vaiont River  pada periode postglacial telah terkikis membentuk lembah curam bagian dalam. Material erosi membentuk lembah dengan memindahkan secara lateral dari yang dipatahkan dan batuan lereng dengan susah payah di dalam dinding lembah. Sejumlah besar air telah masuk ke retakan dan rongga di alas batu gamping. Hal ini menaikkan berat batuan di lereng. Air dalam alas batuan gamping yang liat sedang merendam material tanah liat dan mengurangi daya ikat mereka. Level reservoir telah naik, ditambah sejumlah besar air yang bertambah pada batuan dari curah hujan sedang menggunakan tekanan yang besar di dalam pori-pori batuan. Hal ini menurunkan resistansi friksi dan membuat efek batuan “buoyant, sedikit banyak seperti perahu.
Hal itu harus jelas bagi otoritas bahwa pergerakan material pada lereng selatan akan  segera terjadi dan mengevakuasi penduduk dari area yang terlingkupi. Evakuasi di tandai segera sebelum pukul 10.00 pada 9 Oktober 1963.
Pada 10.39  300 juta m3 dari patahan dan air batu gamping terlepas dari lereng selatan. Material meluncur ke bawah pada lereng cekung sepanjang genangan planar batu gamping liat seperti one intack block. Material meluncur dalam reservoir, memindahkan 50 juta m3 air dan membentuk gelombang setinggi 200 m. Dusun kecil sepanjang danau telah disapu bersih dengan sangat cepat. Dam yang dirancang dengan baik mengambil kekuatan penuh dari gelombang tanpa kekurangan.  Gelombang yang mencapai di atas dam dan dicelupkan ke dalam sungai jurang yang sempit di bawah. Suatu angin yang merusak telah menyapu lembah mendahului banjir. Banjir air keluar dari jurang sempit di dalam suatu semburan yang luar biasa, yang menyilang luas Piave River Valley dalam sedikit menit dan menghancurkan secara total dari desa Longarone, dengan korban 1450 jiwa. Total kematian di area yang terkena banjir air tetap menyebar ke seberang Piave Valley dan luncuran menginduksi gelombang yang dihantamkan ke desa pada pantai dari reservoir.
Longsoran batu Dam Vaiont merupakan contoh yang sempurna dari masalah yang komplek yang harus diperhitungkan dalam mendesain struktur besar. Hal itu menunjukkan bahwa desain struktur yang sangat baik dapat tidak aman jika lokasinya berada di area yang tidak stabil. Kerugian kehidupan dan property pada kejadian ini dapat dicegah jika arti sejarah geologi masa lalu pada area tersebut dan potensi perubahan akan dibawa seperti konstruksi yang telah direalisir dan dilaksanakan lebih awal.
      Kesimpulan deskripsi Fletcher dari bencana Dam Vaiont menaruh peristiwa itu dalam perspektiv manusia. Sepanjang sisi jalan yang baru seseorang kebetulan bertemu dinding yang hancur. Semua yang tinggal di rumah seseorang, atau beberapa tanda peringatan sederhana kepada korban, suatu salib kayu kasar di suatu padang rumput atau di dalam cekungan batuan , seikat kecil bunga segar Alphin asli atau kadang-kadang sekedar daftar pendek nama, sering dengan nama terakhir yang sama pada suatu tanda peringatan. Di akhir barat lembah berdiri dam, yang menenangkan banguan lengkung ganda terbesar di dunia, tetapi listrik tidak diproduksi dan diekspor ke industri makmur Italia. Tiga juta meter kubik batuan dan tanah mengisi reservoir dan 1899 orang tewas.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More