Indonesia

Indonesia is the beautiful country in the universe

Jumat, 16 Desember 2011

Geofisika_PROSES PEMBEKUAN DAN BATUAN


Andrias Widiantoro untuk kemajuan bangsa
Tuban, 6 september 2010,  
Fisika Bumi Dan Ilmu Falak

PROSES PEMBEKUAN DAN BATUAN

BATUAN BEKU
Beberapa batuan beku terbentuk di permukaan bumi selama letusan vulkanik gunungapi; batuan tersebut dinamakan batuan vulkanik. Mereka juga dinamakan batuan ekstrusif karena magma mengalir keluar dari dalam bumi. Magmayang mendekati permukaan bumi dinamakan lava. Batuan ekstrusif yang tersusun pada masa ini terdapat pada gunungapi tipe Hawaiian dan pulau Aleutian dan menjadikan puncak-puncak dari pegunungan cascade di Washington, Oregon, dan California. Batuan yang telah dingin dari lava yag tua membentuk dataran tinggi yag melewati Columbia dan sungai snake yang mengalir di Idaho, Washington, dan Oregon, dan masih terjadi pendinginan lava pokok yang menonjol di punggung bukit di Virginia, New Jersey, Connecticut, dan Massachusttes.
Beberapa magma mengendap dan mengeras di dalam bumi, mereka tidak dapat kita amati dan mengetahui proses pembentukannya secara tepat. Hal tersebut menghasilkanbatuan yang disebut dengan batuan intrusif karena mereka biasanya memeotong silang atau tertelan ke dalam lingkungan, atau plutonic. Batuan intrusive yang hari ini kita lihat adalah karena terangkat dan erosi yang menimbulkan terkelupasnya formasi kedalaman bagian dari kerak bumi.
            Batuan beku dapat kita katakana sebagai batuan yang berasal dari letusan vulkanik gunungapi yang terjadi berjuta-juta tahun silam, atau juga bisa dikatakan terjadi dari pendinginan magma secara tenang berkilo-kilo di bawah permukaan, andai saja kita dapat belajar untuk mengakui petunjuk-petunjuk. Informasi terdapat dalam penyusun dari setiap batuan.

Tekstur Batuan Beku
Penyusun batuan meliputi ukuran butiran, bentuk butiran, derajat kekristalan, dan mekanisme butiran yang bersifat individu tumbuh berkelompok. Secara pasti penyusun-penyusun dengan seketika diidentifikasikan sebuah batuan sebagai batuan beku, memungkinkan para ilmuwan geologi untuk mengatakan bahwa batuan inrusif berasal dari batuan ekstrusif dan membantu kita untuk memahami tentang pendinginan magma.

v  Butiran terangkai (terkunci)
          Butiran mineral dari batuan plutonik dan beberapa batuan vulkanik terangkai sebagaimana bagian dari puzzle tiga dimensi karena yang menjadikan butiran-butiran tumbuh kedalam dengan tetangga terdekatnya karena butiran yang lain tumbuh keluar atau berkembang dari bentuk kristalnya sehingga menabrak butiran lainnya, dan keduanya kemudian mengisi ruang kosong yang mungkin terbentuk.

v  Ukuran butiran
          Batuan beku yang terdapat di black hills sebelah selatan Dakota dengan panjang Kristal mencapai 10 m dan di Hawaii yang mempunyai butiran kecil hanya dapat dilihat ketika pada keadaan bagian tipis saja. Banyak batuan beku yang mempunyai butiran sangat keras. Ukuran butiran dalam batuan beku dapat dibagi dalam dua bagian: sebagian dari benih Kristal di dalam magma dan banyak dari migrasi ionic pada benih selama pengkristalan.
         Pada umumnya lebih banyak migrasi ionic disana, tiap Kristal yang lebih besar dapat tumbuh, dan keadaan cair, serta pendinginan dari magma ditentukan oleh berapa banyak migrasi yang terjadi. Hanya saja mungkin itu menjadi lebih sulit bagi kita untuk bisa menyelami lautan sirup daripada air murni. Hal tersebut lebih sulit bagi ion untuk berpindah melewati magma dengan tingkat keadaan cair yang rendah daripada tingkat keadaan cair yang tinggi pada magma. Jika semua fakor sama, tingkat cair yang tinggi pada magma akan menghasilkan batuan beku dengan butiran yang kasar. Rata-rata pada magma yang mempunyai tingkat kecairan yang rendah migrasi ionic dapat menjadi luas jika diiringi dengan keberlanjutan dalam waktu yang sangat lama. Dan sebaliknya, waktu tercepat magma dingin, tak sebanyak waktu bagi ion berpindah ke benih Kristal. Sepat mendingin akan menimbulkan butiran yang halus, dan lama mendingin akan menjadikan butiran yang kasar.

v  Tekstur yang terbentuk oleh gas
                 Gas-gas yang menghancurkan di dalam magma memerankan sebuah peranan penting dalam pembentukan tekstru di dalam batuan vulkanik. Gas-gas keluar ke atmosfer selama letusan; hasilnya adalah sama seperti yang terjadi pada sebotol minuman berkarbonasi yang digoncang-goncang dengan semangat dan kemudian dibuka. Buih-buih dibentuk dari gas dan formasi magma dan jika itu mendingin secara cepat maka akan dilindungi seperti gelembung atau pori batuan beku.

Klasifikasi Batuan Beku
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku diakibatkan oleh sejarah pendinginan magma, sedangkan komposisi mineral bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan krsitalisasinya.

Batuan Beku Terbanyak
v  Batuan basaltic
         Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Gelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan uap air terbentuk dan melakukan ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati permukaan. Pada periode yang panjang di bawah gunung api, butiran butiran berwarna hijau dari mineral olivine keluar dari larutan.
Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran tersebut atau phenocrysts menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam pembentukan batuan basalt tersebut.

v  Batuan granit
       Granit dan riolit merupakan bagian dari batuan felsik yang tersusun oleh potasik feldspar, sodium, plagioclase feldspar, dan quartz, dengan lebih sedikit mineral ferromagnetic seperti biotit atau hornblende.

v  Batuan andesit
      Batu Andesit adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica lebih tinggi dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika lebih rendah dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite. Secara umum mempunyai warna yang menandakan dengan baik akan kandungan silika dari lava, dengan kandungan basalt yang terlihat gelap dan kandungan felsitenya terang. Walaupun demikian para Geologist akan selalu melakukan analisa kimia di dalam identifikasi batuan andesite ini, di lapangan batuan ini dicirikan oleh warna abu-abu atau medium sampai merah dari lava andesite. Nama Andesite dinamakan dari pegunungan Andes di Amerika Selatan, dimana busur batuan batuan vulkanik baercampur dengan magma basalt dengan batuan-batuan keras jenis granit yang menghasilkan lava dengan komposisi intermiediate. Batuan Andesite mempunyai kandungan fluida lebih sedikit dibandingkan batuan basalt dan diletuskan dengan hebatnya dikarenakan adanya gas gas terlarut yang terdapat di dalamnya.
         Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut potassium feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap lainnya yang terdapat pada batuan Andesite. Batuan Andesite mempunyai lebih dari 20 persen kandungan kuarsa dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas, walaupun mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop. Batuan Andesite mempunyai kesamaan pembentukannya secara letusan dengan batuan diorite.
       Kristal terbesar dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan magma. Lava yang seperti ini yang mempunyai banyak phenocrysts, dinamakan bertexture porphyritic.

Gambaran dari Bentuk Batuan Intrusive
ASAL USUL DAN PENGKRISTALAN MAGMA
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu yang bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang dinamakan dengan mineral gelas (glass).
            Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.
            Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor tersebut, maka penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.

Sifat Alamiah dari Pelelehan dan Pengkristalan
v  Pelelehan dan pengkristalan mineral
v  Pelelehan dan pengkristalan sederhana
v  Pelelehan dan pengkristalan lanjutan
v  Pelelehan dan pengkristalan yang terputus

Pelelehan Batuan di Alam
Eksperimen menunjukkan tentang pelelehan mineral dan pengkristalan, akan tetapi hal tersebut juga menunnjukkan adanya indikasi bahwa proses di bumi dan di eksperimen berbeda. Di bumi prosesnya begitu kompleks, dengan alas an bahwa: batuan yang meleleh di dalam bumi debentuk dari berbagai mineral, bukan dari sebuah mineral; dan peranan air pada batuan menunnjukkan akibat yang signifikan pada keduanya pelelehan dan pengkristalan.

v  Efek dari berbagai mineral
           Batuan yang disusun oleh berbagai mineral atau magma yang dibentuk dari banyak batuan berbeda dengan pembentukan melalui mineral tunggal karena mineral yang banyak atau ion dapat memberikan efek pada sifat batuan dari yang lainnya.

v  Peranan air
          Di alam ini, panas bukan satu-satunya agen yang dapat menghancurkan ikatan pada mineral. Karena keanehan dari struktur molekul itu sendiri, air mendesak sebuah energy pada ion di dalam mineral yang dapat membantu memisahkan mereka. Ketika air hadir pada beberapa luas bagian yang dekat dengan tiap batu, hal itu dapat menjadi factor utama.
Air adalah molekul polar. Hal ini berarti bahwa rata-rata air secara elektrik netral, mempunyai kutub positif dan negative. Molekul air bereaksi pada magnet dan mendesak sebuah sifat elektrik tarik menarik lemah pada kation atau anion yang dikeluarkan pada permukaan oleh mineral. Gaya tarik ini secara terpisah menyerang ikatan yang menjaga ion-ion pada tempatnya, membuat ion-ion mudah bebas. Sedikit energy panas dibutuhkan untuk menghancurkan ikatan yang telah lemah, sehingga air melemahkan titik pelelehan dari berbagai subtansi.

v  Dimana pelelehan terjadi?
              Proses pelelehan mempunyai tempat di dalam bumi bisa di mana saja asalkan di sana terdapat cukup energy panas dari reaksi nuklir. Elemen radioaktif yang paling berlimpah seperti uranium, thorium, potassium, dan rubidium mereka terkonsentrasi di kulit dan diatas mantel, dan magma yang banyak kemungkinan dari daerah ini, dekat dengan sumber panas. Pelelehan bertempat secara lokal di daerah yang kecil, dinamakan bilik magma, disana penas berkumpul. Dinding dari bilik magma adalah batuan panas yang tidak meleleh.
          Daerah tersebut dapat di perkirakan kedalamannya pada tempat terjadi pelelehan dengan menggabungkan suhu pelelehan dari batuan dengan wilayah gradient geothermalnya (perkiraan pada kenaikan suhu dengan kedalaman). Kedalaman dari pelelehan dapat diperkirakan dengan mengeplot kurva gradient geothermal pada sebuah diagram dari pelelahan. Pelelehan terjadi dimana peleleh dan kurva gradient saling memotong.

Seperti apakah magma itu?
Kita telah mengetahui bahwa magma merupakan sebuah substansi tak tergantikan atau eksis secara temporal antara batuan terjadi untuk meleleh dan waktu dimana pengkristalan batuan beku. Beberapa kekayaan magma – khususnya suhu, komposisi, dan viskositas – memegang peranan penting dalam penyelesaian secara alami batuan beku dan harus dipertimbangkan disini.
v  Suhu
          Suhu dari lava basaltic di Hawaii telah terukur pada 1000 sampai 1200 C, dan meleleh ketika dalam eksperimen memberikan nilai antara 650 sampai 1350 C untuk banyak magma silikat. Kekhasan dari magma adalah kemungkinan tidak memanasi diluar titik poin pelelehannya.
v  Penyusun
          Kandungan penyusun magma dapat diperkirakan melalui kandungan mineral dari batuan yang terbentuk dari itu. Selain itu terdapat juga magma yang disusun sebagian besar oleh ion-ion yang dapat memberikan reaksi pada silikat mineral. Tidak semua unsure pokok dari magma di dalam batuan beku. Semua magma mengandung gas penghancur, tetapi banyak dari mereka gas-gas melarikan diri selama proses pendinginan dan tidak menyatu di dalam mineral. Atmosfer bumi kemungkinannya disusun oleh tambahan gas vulkanikdari bagian dalam.
v  Viskositas
            Viskocitas dari sebuah cairan dapat diukur melalui kelembaman dengan cairan yang mengalir tersebut. Kelembaman sangat utama sebagai kebalikan dari tingkat kecairan. Viskositas yang rendah berkaitan dengan suhu yang tinggi karena sebagian ion akan mempunyai energy kinetic. Hal ini memungkinkan ion berpindah secara cepat dan secara bebas (dua kemampuan dari sebuah bahan dengan tingkat kecairan yang tinggi). Air pasang juga menyebabkan tingkat viskositas yang rendah karena aktifitas pelumasan dari air dan karena molekul polar air yang terdapat pada ion-ion yang berikatan satu dengan yang lain.

Pengkristalan di dalam Ruang Magma
Pengkristalan dari berjuta-juta kubik magma di dalam bilik magma adalah jauh lebih kompleks daripada pengkristalan beberapa gram bahan lelehan yang ada di laboratorium. Tambahan kekompleksitasan di dahului oleh dua alasan: magma alami jauh lebih kompleks secara kimiawi daripada pelelehan buatan,  menghasilkan di dalam jumlah besar dari mineral dan lebih banyak disertakan dalam sejarah pengkristalan; dan eksperimen yang telah dikontrol secara hati-hati bahwa disana tidak ada letusan dan perubahan di dalam kandungan selama waktu pembelajaran, dimana pengkristalan secara alamiah terjadi selama berpuluh-pluh tahun bahkan berates-ratus tahun dan kemungkinan terjadi sifat kimiawi ataupun fisis dapat terjadi dalam kurun waktu tersebut.

v  Rangkaian dari pengkristalan : seri reaksi bowen
N.L.Bowen adalah penggagas dari studi eksperimen pelelehan dan pengkristalan, telah erangkum kekompleksitasan pada sebuah diagram sederhana yang menjunjukkan rangkaian pembentukan mineral secara umum yang berasal dari magma. Di dalam masanya, diagram tersebut dinamakan Bowen’s Reaction Series. 
Gambar Seri reaksi Bowen

Urutan mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan penurunan suhu dapat dilihat pada Bowen's reaction series (lihat gambar 1).
Pada seri reaksi Bowen terdapat 2 kelompok, yaitu:
1. seri terputus (discontinuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai struktur kristal dan komposisi yang berbeda-beda
2. seri berkesinambungan (continuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai struktur kristal yang sama, namun komposisi kimia penyusunnya yang berbeda.
Akhirnya pada cairan magma akan tersisa silika, potasium dan sodium yang akan kemudian akan membentuk mineral-mineral K-feldspar, muskovit dan kuarsa.
Batuan beku berdasarkan atas genesa dapat dibedakan menjadi batuan beku intrusif, yang terbentuk di bawah permukaan bumi, dan batuan beku ekstrusif, yang membeku di atas permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif masih dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu batuan aliran (efusif) dan ledakan (eksplosif).
Bowen’s reaction series tidak mengindikasikan bahwa olivine dan calcic plagioclase adalah selalu mineral yang pertama pada pembentukan di dalam magma. Pengkristalan pertama bergantung pada kandungan magma, suhu, dan juga tekanan. Di dalam beberapa magma, amphibole seperti halnya hornblende adalah yang pertama dan hanya mineral ferromagnesian yang membentuk, dan selain itu Kristal pertama mungkin terjadi dari postassic feldspar. Diagram tersebut pada dasarnya merupakan hasil observasi alam dan di produksi kembali di dalam sebuah eksperimen.

v  Difrensiasi magma: perubahan dalam sejarah pendinginan
Pengkristalan magma tidak selalu kebalikan dari pelelehan karena disana terdapat berbagai proses dengan ion-ion yang dapat di tambahkan atau di kurangkan dari proses pendinginan magma. Banyak perubahan pada kandungan magma,perubahan selama pendinginan tersebut akan menimpang dari prediksi sifat pelelehannya. Magma tunggal mungkin menghasilkan berbagai perbedaan batuan beku, bergantung pada luasan prosesnya, hal ini dinamakan diferensisasi magmatic. Ion-ion di tambahkan pada magma dengan proses asimilasi, sedangkan material-material mungkin dikurangi dengan gravity separation dan fiter pressing.

Assimilasi
        Di dalam sebuah eksperimen, material awal di tempatkan dalam sebuah kaleng emas atau perak sehingga kaleng tersebuttidak terkontaminasi oleh pelelehan dan memberikan hasil yang salah. Akan tetapi, alamiahnya dinding dari bilik magma terkadang dilelehkan secara lokal oleh panas yang keluar dari magma, dan ion-ion yang dilepaskan dari dinding batuan yang diserap (diasimilasi) oleh magma.

Gravity separation
        Banyak Kristal yang lebih tebal daripada induk magma mereka dan masuk ke arah lantai dasar bilik magma mereka. Proses ini dinamakan crystal settling, secara efektif menghilangkan pembentukan sejak awal Kristal dari reaksi dengan sisa-sisa magma. Itu secara partikel efektif di dalam magma dengan viskositas rendah karena Kristal dapat jatuh dengan mudah. Sifat magma yang seolah-olah Kristal tidak akan ada dan memulai pengkristalan seolah-olah dari waktu pertama. Kristal yang mentap membentuk sebuah batu, sisa magma memebentuk yang lainnya.

Filter pressing
       Proses terdahulu mengasumsikan bahwa pada bilik magma sisanya tidak terganggu sepanjang proses pendinginan, tetapi magma biasanya terbentuk di wilayah yang sangat tidak stabil dimana batuan tertekan, teregang, dan hancur. Jika bilik magma tertekan maka akan menyebabkan cairan di dalamnya ditekan melewati celah-celah menuju permukaan batuan, tetapi Kristal padat terperangkap pada pintu keluar yang kecil. Proses tersebut dinamakan filter pressing karena Kristal tersaring keluar magma. Sisa magma berpindah ke tempat lain yang baru, disana memulai pengkristalan mulai awal lagi tanpa kemungkinan dari interaksi secara kontinyu atau tidak kontinyu dengan pemisahan Kristal.

v  Pergerakan magma
        Beberapa magma mungkin mengkristal di dalam bilik magma yang sama dimana mereka terbentuk, tetapi banyak dari mereka diberikan energi dan mengkristal di lain tempat. Beberapa energy yang menyebabkan perpindahan adalah energi eksternal, seperti penekanan bilik magma dan filter pressing. Akan tetapi, beberapa energy juga terbentuk dari dalam.
Magma tidak setebal batuan dari pembentukan mereka dan seperti sebuah hasil terpelihara ke atas di dalam kerak sampai mereka tiba bersentuhan dengan batuan dari densitas yang sama. Perpindahan ke atas ini dibantu oleh penghancur gas di dalam magma. Gas menyebar ke daerah yang bertekanan rendah dengan membawa magma ke atas. Dalam beberapa hal, energy gas naik mungkin cepat dan keras.

BATUAN BEKU SEBAGAI PETUNJUK BAGIAN DALAM BUMI

BATUAN BEKU SEBAGAI SUMBER DAYA ALAMI

PEMAKAIAN BATUAN BEKU

MINERAL BEKU SEBAGAI SUMBER DAYA

JALAN KELUAR AIR PANAS



0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More